Petrosea Optimistis Raih Pendapatan Fantastis Hingga 2026
JAKARTA - Transformasi bisnis PT Petrosea Tbk. (PTRO) semakin terlihat jelas setelah perusahaan energi dan pertambangan ini menegaskan arah ekspansinya ke berbagai sektor strategis.
Dengan serangkaian langkah akuisisi yang sudah dieksekusi, Petrosea kini menatap dua tahun ke depan dengan optimisme tinggi, menargetkan pendapatan tembus hingga US$ 1,4 miliar pada 2026.
Optimisme tersebut bukan tanpa dasar. Direktur PTRO, Ruddy Santoso, menegaskan bahwa strategi jangka menengah perusahaan didesain untuk menghasilkan pertumbuhan agresif, baik dari sisi pendapatan maupun laba operasional.
Baca JugaTravelio Perkuat Investasi Hunian di Woodland Park Residence
Dengan proyeksi compound annual growth rate (CAGR) pendapatan mencapai 42% serta EBITDA meningkat hingga 70% pada periode 2024–2026, Petrosea menempatkan dirinya sebagai salah satu perusahaan energi dan jasa pertambangan yang paling dinamis di kawasan.
Proyeksi Kinerja Keuangan
Untuk tahun 2025, Petrosea menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 43% year-on-year (YoY), yakni dari realisasi 2024 menuju US$ 991 juta. Tidak hanya itu, EBITDA juga diproyeksikan melompat 91% YoY menjadi US$ 203 juta.
Momentum positif ini diprediksi terus berlanjut hingga 2026, dengan pendapatan naik 41% YoY menjadi US$ 1,4 miliar dan EBITDA meningkat 51% YoY ke level US$ 306 juta.
“Pendapatan PTRO terus bertumbuh baik secara organik. Serta dengan adanya perluasan pasar baru melalui akuisisi, pendapatan PTRO diperkirakan meningkat sebesar 43% pada tahun 2025 dibandingkan 2024, menjadi US$ 991 juta, serta diperkirakan naik kembali 41% pada tahun 2026 menjadi US$ 1,4 miliar,” kata Ruddy.
Strategi Akuisisi sebagai Penggerak
Pertumbuhan pesat tersebut sangat dipengaruhi oleh strategi akuisisi Petrosea yang agresif. Perusahaan berhasil merampungkan pembelian saham Grup HBS di Papua Nugini senilai US$ 25,8 juta atau sekitar Rp 429 miliar pada Agustus 2025.
Langkah ini memperluas jangkauan Petrosea ke sektor non-batubara, khususnya pertambangan emas dan mineral bernilai tinggi.
“Perusahaan telah menandatangani conditional sale and purchase agreement, sehubungan dengan seluruh saham HBS dan anak perusahaan, dengan total nilai transaksi sebesar AUD 40 juta atau sekitar US$ 25,8 juta,” jelas Kartika Hendrawan, Direktur PTRO.
Dengan akuisisi HBS, Petrosea juga mendapat akses ke basis pelanggan besar yang sebelumnya dimiliki HBS, seperti Newmont, St Barbara, dan Harmony Gold.
Sinergi dengan HBS ditargetkan mampu memberikan margin EBITDA hingga 30% pada 2026, jauh di atas margin sebelum akuisisi yang diperkirakan hanya 21%. Integrasi dalam pendanaan, pengadaan, dan sumber daya manusia diharapkan dapat memberikan efisiensi lebih besar bagi ekosistem internal perusahaan.
Ekspansi ke Sektor Migas Lepas Pantai
Selain HBS, Petrosea juga melakukan akuisisi 51% saham Grup Hafar dengan nilai Rp 399,8 miliar. Hafar dikenal memiliki pengalaman panjang di bidang engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) serta jasa pelayaran untuk proyek-proyek minyak dan gas lepas pantai.
Hendrawan menambahkan bahwa langkah ini memperkuat diversifikasi Petrosea di luar pertambangan, memperluas kapabilitas perusahaan di sektor energi hulu maupun hilir.
Dengan begitu, Petrosea tidak hanya bergantung pada satu lini bisnis, tetapi mampu memanfaatkan peluang pertumbuhan di pasar migas global yang terus berkembang.
Sinergi dan Efisiensi Jangka Panjang
Sinergi dari dua akuisisi strategis ini diyakini menjadi motor pertumbuhan baru bagi Petrosea. Perusahaan menargetkan margin EBITDA yang lebih tinggi melalui optimalisasi aset, integrasi operasi, serta efisiensi pendanaan.
Transformasi struktur bisnis Petrosea juga memperlihatkan arah baru yang lebih resilien, dengan fokus tidak hanya pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga kesinambungan jangka panjang.
Ruddy menegaskan, perusahaan akan terus menjaga momentum positif dan meningkatkan daya saing, sekaligus berkontribusi pada pembangunan sektor energi dan mineral di kawasan regional.
Langkah Menuju Masa Depan
Pencapaian Petrosea hingga saat ini mencerminkan strategi yang terukur, di mana akuisisi bukan hanya bertujuan memperluas skala bisnis, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui diversifikasi. Dari pertambangan emas hingga EPCI migas lepas pantai, Petrosea memperkuat fondasi untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
Dengan fokus pada peningkatan EBITDA, margin profit, serta pemanfaatan aset hasil akuisisi, Petrosea menegaskan komitmennya untuk menciptakan nilai yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan.
Transformasi ini juga memperlihatkan upaya Petrosea dalam beradaptasi dengan perubahan global, terutama terkait volatilitas harga komoditas dan tren transisi energi.
Dengan basis operasi yang lebih luas dan portofolio bisnis yang beragam, Petrosea kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain kunci di sektor energi dan jasa pertambangan regional.
Petrosea (PTRO) menatap 2026 dengan optimisme tinggi berkat strategi ekspansi agresif melalui akuisisi. Dengan target pendapatan US$ 1,4 miliar dan EBITDA US$ 306 juta, perusahaan tidak hanya memperkuat posisinya di pasar pertambangan, tetapi juga membangun fondasi kuat di sektor migas lepas pantai dan mineral bernilai tinggi.
Perjalanan ini menandai transformasi besar bagi Petrosea, dari perusahaan yang fokus pada batubara menjadi grup energi dan pertambangan multinasional dengan jangkauan luas.
Arah baru ini memberi sinyal bahwa Petrosea siap menghadapi tantangan industri dan memanfaatkan peluang yang hadir dalam lanskap energi masa depan.
Rekomendasi
